Model- Model Pembelajaran


.

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

  1. Model Personal
Model ini bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan. Tokoh Humanistik adalah Abraham Maslow ( 1962 ), R Rogers, C. Buhler, dan Athur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya, baik emosionla maupun intelektual. Teori Humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap perasaannya.
v  Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan
2. Tingkah laku yang ada, dapat dilaksanakan sekarang ( learning to do ).
3. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
4. Sebagian besra tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
5. Mengajar bukan hal yang penting, tapi belajar siswa adalah sangat penting (learn to hoew learn)
6. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.
v  Model Pembelajaran Personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut :
1 Pembelajaran Non-Direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan   perkembangan pribadi ( kesadaran diri, pemahaman dan konsep diri ).
2.  Latihan Kesadaran. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian siswa. Sinektik. Bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas siswa dan memecahkan masalah secara kreatif.
3.   Sistem Konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar yang luwes.
v  Rumpun Model Personal
1. Pengajaran, Non-Directif Carl Rogers
Penekanan pada pembentukan kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, kemandirian dan konsep diri.
2. Latihan Kesadaran, Fritz Perls Willian Schutz
Meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi dan kesadaran diri. Banyak menekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman anatar pribadi.
3. Sinektik, William Gordon
Perkembangan pribadi dalam kreatifitas dan pemecahan maslah kreatif.
4. Sistem - Sistem Konseptual, David Hunt
Dirancan untuk meningkatkan kekomplekan dan keluwesan pribadi.
5. Pertemuan Kelas, Willian Glasser
Perkembangan pemahaman diri dan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan kelompok sosial.

B. Model Interaksi sosial
Model ini didasari oleh model teori Gestalt ( field-teori ). Model interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat ( learning to live together ). Teori pembelajaran Gestalt dirilis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan Kurt Koffka dan W. Kohler, mengadakan experimen mengenai pengamatan visual dengan fenomena fisik. Percobaannya yaitu memproyeksikan titik - titik cahaya ( keseluruhan lebih pentingdari pada bagian ).
Pokok pandangan Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Makna suatu objek/peristiwa terletak pada keseluruhan bentuk ( Gestalt ) dan bukan bagian - bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh bukan bagian - bagian.
v  Aplikasi teori Gestalt dalam pembelajaran adalah :
1. Pengalaman insight/tilikan. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki kemampuan insight yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur - unsur dalam suatu objek. Guru hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan insight.
2. Pembelajaran yang bermakana. Kebermaknaan unsur - unsur yang terkait dalam suatu objek yang akan menunjang pembentukan pemahaman dalam proses pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan datang.
3. Perilaku Bertujuan. Perilaku terarah pada satu tujuan. Perilaku disamping adanya kaitan SR-Bond, juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip ruang hidup ( Life Space ). Dikembagkan oleh Kurt Lewin (Teori Medan/Field Teori). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan/medan dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki dengan situasi lingkungan dimana siswa berada (CTL).
v  Model Interaksi Sosial ini mencakup Strategi Pembelajaran sebagai berikut :
a. Kerja Kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat denagn cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skill dalam bidang akademik.
b. Pertemuan Kelas, bertujuan mengembangakan pemahaman mengenai diri sendiri  dan rasa tanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
c. Pemecahan Masalah Sosial atau Inquiry Social, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah - masalah sosial dengan cara berfikir logis.
d. Model Laboratorium, bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan dalam kelompok.
e. Bermain Peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menemukan nilai - nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
f. Simulasi Sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.
v  Rumpun Model Interaksi Sosial
1.     Herbert Thelen dan Jhon Dewey
Perkembangan keterampilan untuk partisipasi dalam proses sosial demokratis melalaui penekanan yang dikombinasikan pada keterampilan - keterampilan anatar pribadi (kelompok) keterampilan - keterampilan penentuan akademik. Aspek perkembanagn pribadi merupakan hal yang penting dalam model ini.
2. Inquiry Sosial, Byron Massialas & Benjamin Cox
Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis
3. Metode Laboratori, Bethel Maine, (National Teaching Laboratory)
Perkembanagn antar pribadi dan kelompok melalui kesadaran dan keluwesan pribadi.
4. Jurispridensial, Donald Oliver & James Shaver
Dirancang terutama untuk mengajarakan kerangka acuan jurispridensial sebagai cara berfikir dan penyelesaian isu - isu sosial.
5. Bermain Peran, Fainnie Shatel & George Fhatel
Dirancang untuk mempengaruhi siswa agar menemukan nilai - nilai pribadi dan sosial. Perilaku dan nilai - nilainya diharapakan anak menjadi sumber bagi penemuan berikutnya.
6. Simulasi Sosial, Sarena Bookock & Harold Guetzkov
Dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam - macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.
C. Model Pemrosesan Informasi
Model ini berdasarakan teori belajar kognitif ( Piaget ) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan : mengorganisasi data , memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.
Dalam pemeblajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudin diolah sehingga menghasilkan out put dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi - kondisi eksternal ( rangsangan dari lingkungan ) dan interaksi anatar keduanya akan menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari :
(1) Informasi verbal,
(2) Kecakapan intelektual,
(3) Strategi kogitif,
(4) Sikap,
(5) Kecakapan motorik.

v  Delapan fase proses pembelajaran menurut Robert M. Gagne adalah :
1. Motivasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu ( motivasi instrinsik dan ekstrisik ).
2. Pemahaman, individu menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman didapat melalui perhataian.
3. Pemerolehan, individu memberikan makna/mempersepsi segala informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori siswa.
4. Penahanan, menahan informasi/hasil belajar agar dapat digunakan untuk jangka panjang. Proses mengingat jangka panjang.
5. Ingatan kembali, mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, bila ada rangsangan.
6. Generalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.
7. Perlakuan, perwujudan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran.
8. Umpan Balik, individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya.
v  Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik dikelas, kaitannya dengan pembelajaran pemrosesan informasi.
1. Melalukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah diinformasikan.
5. Memberikan bimbingan siswa bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6. Memberikan penguatan dan perilaku pembelajaran.
7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan.
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil
9. Memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
v  Model Proses Informasi ini meliputi beberapa pendekatan/strategi pembelajaran, diantaranya :
1. Mengajar Induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan membentuk teori.
2. Latihan Inquiry, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi yang memang diperlukan.
3. Inquiry Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain - domain disiplin ilmu lainnya.
4. Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir induktif, menegmbangkan konsep dan kemampuan analisis.
5. Model pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama berfikir logis, aspek sosial, dan moral.
6. Advanced Organizer Model, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan ilmu satauan ilmu pengetahuan secara bermakna.
v  Implikasi teori belajar (Piaget) dalam pembelajaran, diantaranya :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karen aitu hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. Anak akan dapat belajar dengan baik apabila ia mamapu menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinterkasi denagn lingkungan belajarnya sebaik mungkin. ( Fasilitator, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani).
Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Beri peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Dikelas, berikan kesempatan kepada anak untuk dapat bersosialisasi dan diskusi sebanyak mungkin.
v  Rumpun Model Pemrosesan Informasi
1. Model Berfikir Induktif,Hilda Taba
Dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran akademik, atau pembentukan teori.
2. Model Latihan Inquiry,Richard Suchman
Dirancang untuk mengajar murid untuk mengahdapi penalaran kausal, dan untuk lebih pasih dan tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis. Model ini pada mulanya digunakan dalam sains, tetapi kemampuan - kemampuan ini berguna untuk tujuan - tujuan pribadi dan sosial.
3. Inkuiri Ilmiah,Joseph J. Schwab
Dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin, tetapi juga diharapakan untuk mempunyai efek dalam kawasan - kawasan lain ( metode - metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial.
4. Penemuan Konsep,Jerome Bruner
Dirancang teruama untuk mengembangkan penalaran induktif, juga untuk perkembangan dan analisis konsep.
5. Pertumbuhan Kognitif,Jean piaget,Irving Sigel,Edmund,Sulivan,Lawrence,Kohlberg
Dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat diterapkan pada perkembangan moral dan sosial.
6. Model Penata Lanjutan,David Ausubel
Dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang - bidang pengetahuan.
7. Memory,Harry,Lorayne,Jerry Lucas
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
D. Model Modifikasi Tingkah Laku ( Behavioral )
Model ini bertitik tolak dari model belajar bihavioristik, yaitu bertujuan untuk mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas - tugas belajar dan membentuk TL denagn cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas - tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
v  Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini, yaitu :
1. Fase mesin pengajaran ( CAI dan CBI ),
2. Penggunaan Media,
3. Pengajaran Berprograma ( linier dan brancing )
4. Operant conditioning, dan Operan Reinforcemet.
Implementasi model modifiksai tingkah laku ini adalah meningkatkan kemampuan ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar siswa. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajaranya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran indivudual terhadap pembelajaran klasikal.
v  Rumpun Model Modifikasi Tingkah Laku ( Behavioral )
1. Manajemen Kontingensi,B.F. Skinner
Fakta - fakta, konsep, keterampilan.
2. Kontrol Diri,B.F. Skinner
Perilaku atau keterampilan sosial
3. Relaksasi/Santai,Rimm & Masters Wolpe
Tujuan - tujuan pribadi
( mengurangi ketegangan dan kecemasan )
4. Pengirangan ketegangan,Rimm & Masters Wolpe
Pengalaihan kecemasan kepada kecemasan dalam situasi sosial.
5. Latiahan,Asertif Desntisasi Wolpe,Lazarus,Salter
Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial.
6. Latihan Langsung Gagne Smith & Smith
Pola - pola perilaku keterampilan.

  1. mbak, rujukanya dari buku apa ea??
    Leh tao g??
    makasi

Posting Komentar